Arikel Pertama
Kalimat
Argumentasi dan Kalimat Penalaran
Permasalahan
ekonomi yang dihadapi Indonesia bukanlah permasalahan ekonomi makro, melainkan
masalah ekonomi mikro. Yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut adalah
para insinyur bukan ahli ekonomi. Hal tersebut disampaikan Fauzi Ichsan, Vice
President&Economist Standard Chartered. “Tantangan yang ada adalah dalam
bidang ekonomi mikro,"ucapnya dia di Jakarta, Rabu (14/10) malam.
Permasalahan
tersebut, lanjutnya antara lain masalah pembangunan infrastruktur seperti jalan
tol dan pelabuhan yang menjadi gerbang masuknya devisa asing. Selain itu, kata
Fauzi, belum meratanya pembangunan pembangkit tenaga listrik di Indonesia juga
menjadi salah satu masalah ekonomi Indonesia yang perlu diperhatikan. Pasalnya
listrik merupakan motor penggerak roda perekonomian.
Kalimat
Argumentasi Artikel diatas
“ Permasalahan ekonomi yang dihadapi Indonesia bukanlah
permasalahan ekonomi makro, melainkan masalah ekonomi mikro”
“Selain
itu, kata Fauzi, belum meratanya pembangunan pembangkit tenaga listrik di
Indonesia juga menjadi salah satu masalah ekonomi Indonesia yang perlu
diperhatikan”
Kalimat Penalaran
”
Yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut adalah para insinyur bukan ahli
ekonomi”
“Permasalahan
tersebut, lanjutnya antara lain masalah pembangunan infrastruktur seperti jalan
tol dan pelabuhan yang menjadi gerbang masuknya devisa asing”
“Pasalnya
listrik merupakan motor penggerak roda perekonomian”
Artikel Kedua
Perekonomian Indonesia
Secara
umum, kita semua sudah tahu apa-apa saja yang menjadi masalah dan sumber
masalah Ekonomi di
Indonesia. seperti masalah pengangguran,
kemiskinan, sulitnya kesehatan, sulitnya pendidikan, keamanan dan sebagainya
atau penyebab dari ulah para koruptor, ulah orang-orang yang ingin menang
sendiri, dan lain sebagainya.
Namun
dalam artikel ini kita akan lebih membahas bagaimana sebenarnya solusi untuk masalah
ekonomi Indonesia tersebut. Dalam pemilihan presiden 8 Juli 2009 lalu para
capres dan cawapres mengusung isu ekonomi dalam visi misinya. Hal ini terlihat
jelas dengan adanya pemberian porsi khusus dalam masalah ekonomi.
Pasangan
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) – Boediono mengatakan tidak akan menyerahkan
perekonomian kepada pasar bebas. Akan ada campur tangan negara. Meski tidak
boleh terlalu jauh karena hal itu akan mematikan sektor swasta.
Namun,
masih hangat dalam ingatan kita. Pada tahun 1996-1998, ketika Boediono menjabat
sebagai Direktur I BI urusan analisa kredit terkucurlah Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI) sebesar Rp 400 triliun. Belum lagi ketika Boediono menjadi
Kepala Bappenas. Terkucurlah dana rekap perbankan Rp 600 triliun.
Ironisnya
para obligator BLBI justru diberikan Release and Discharge alias dibebaskan
dari masalah hukum. Akhirnya, rakyatlah yang harus membayar hingga tahun 2032.
Pasangan
Jusuf Kalla (JK) – Wiranto berkomitmen membangun ekonomi kerakyatan. JK
berjanji akan mewujudkan ekonomi mandiri yang terlepas dari ketergantungan
asing. Namun, kita pun tahu. Selama pemerintahan SBY – JK, JK dianggap berperan
banyak dalam mengarahkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang juga tak kalah
liberal. Seperti menaikkan harga BBM di atas 100% yang jelas-jelas membebani
rakyat.
Adapun
pasangan Megawati – Prabowo sepakat untuk membangun ekonomi kerakyatan. Bahkan,
pasangan ini sudah berbagi tugas. Prabowo ditugaskan menangani masalah
perekonomian untuk fokus membangun ekonomi kerakyatan dan kebangkitan ekonomi
rakyat.Namun, kita pun tidak mungkin lupa pada masa kepemimpinan Megawati pula
aset-aset negara banyak dijual atas nama privatisasi.
Apa
yang para capres dan cawapres tersebut ucapkan hanyalah sebatas wacana tanpa
solusi nyata untuk mengatasi masalah ekonomi bangsa ini. Untuk mewujudkan
perekonomian yang mandiri dibutuhkan ketegasan dalam menghentikan campur tangan
asing. Salah satunya dengan menutup pintu masuk campur tangan asing itu, yaitu
utang luar negeri.
Jika
campur tangan asing sudah terlanjur masuk maka harus segera dibereskan dan
dibersihkan. Jika langkah ini tak pernah ditempuh, jangan pernah berharap akan
terwujudnya ekonomi Indonesia yang mandiri. Selama sistem Kapitalisme bercokol
di negeri ini maka kesejahteraan rakyat yang dicita-citakan hanyalah mimpi.
Ekonomi
yang mandiri dan pro-rakyat hanya bisa diwujudkan ketika negeri ini mau
menerapkan sistem peraturan Islam. Caranya adalah dengan penerapan sistem
perekonomian Islam yang dijalankan dalam bangunan hukum dan sistem politik
Islam secara konsisten.
Lebih
dari itu menerapkan sistem Islam dalam segala aspek kehidupan merupakan
kewajiban bagi setiap Muslim. Allah SWT berfirman:
“Sekiranya
penduduk negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan
kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al Araf [7]: 96)”.
kepada mereka berkah dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al Araf [7]: 96)”.
Oleh
karena itu saatnya Indonesia keluar dari cengkraman ekonomi yang dinaungi
Kapitalisme. Karena jelas-jelas perekonomian yang dibangun hanya berasakan
kepentingan belaka. Saatnya Indonesia bangkit dengan kembali pada sebuah aturan
mulia yaitu Islam dalam seluruh bidang kehidupan.
Kalimat
Argumentasi :
“Secara umum, kita semua sudah tahu apa-apa saja
yang menjadi masalah dan sumber masalah Ekonomi di Indonesia. seperti masalah
pengangguran, kemiskinan, sulitnya kesehatan, sulitnya pendidikan, keamanan dan
sebagainya atau penyebab dari ulah para koruptor, ulah orang-orang yang ingin
menang sendiri, dan lain sebagainya”
“Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) –
Boediono mengatakan tidak akan menyerahkan perekonomian kepada pasar bebas.
Akan ada campur tangan negara. Meski tidak boleh terlalu jauh karena hal itu
akan mematikan sektor swasta”
. “Belum lagi ketika Boediono menjadi Kepala
Bappenas. Terkucurlah dana rekap perbankan Rp 600 triliun”
“Pasangan Jusuf Kalla (JK) – Wiranto berkomitmen
membangun ekonomi kerakyatan”. “JK berjanji akan mewujudkan ekonomi mandiri
yang terlepas dari ketergantungan asing”
“Adapun pasangan Megawati – Prabowo sepakat untuk
membangun ekonomi kerakyatan. Bahkan, pasangan ini sudah berbagi tugas. Prabowo
ditugaskan menangani masalah perekonomian untuk fokus membangun ekonomi
kerakyatan dan kebangkitan ekonomi rakyat”.” Namun, kita pun tidak mungkin lupa
pada masa kepemimpinan Megawati pula aset-aset negara banyak dijual atas nama
privatisasi”.
“Jika campur tangan asing sudah terlanjur masuk
maka harus segera dibereskan dan dibersihkan. Jika langkah ini tak pernah
ditempuh, jangan pernah berharap akan terwujudnya ekonomi Indonesia yang
mandiri”
“Oleh karena itu saatnya Indonesia keluar dari
cengkraman ekonomi yang dinaungi Kapitalisme. Karena jelas-jelas perekonomian
yang dibangun hanya berasakan kepentingan belaka. Saatnya Indonesia bangkit
dengan kembali pada sebuah aturan mulia yaitu Islam dalam seluruh bidang
kehidupan”
Kalimat
Penalaran :
“Dalam pemilihan presiden 8 Juli 2009 lalu para
capres dan cawapres mengusung isu ekonomi dalam visi misinya”
Pada tahun 1996-1998, “ketika Boediono menjabat
sebagai Direktur I BI urusan analisa kredit terkucurlah Bantuan Likuiditas Bank
Indonesia (BLBI) sebesar Rp 400 triliun”
“Ironisnya para obligator BLBI justru diberikan
Release and Discharge alias dibebaskan dari masalah hukum. Akhirnya, rakyatlah
yang harus membayar hingga tahun 2032”
“Selama pemerintahan SBY – JK, JK dianggap
berperan banyak dalam mengarahkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang juga tak
kalah liberal. Seperti menaikkan harga BBM di atas 100% yang jelas-jelas
membebani rakyat”.
“Apa yang para capres dan cawapres tersebut
ucapkan hanyalah sebatas wacana tanpa solusi nyata untuk mengatasi masalah
ekonomi bangsa ini”
“Ekonomi yang mandiri dan pro-rakyat hanya bisa
diwujudkan ketika negeri ini mau menerapkan sistem peraturan Islam. Caranya
adalah dengan penerapan sistem perekonomian Islam yang dijalankan dalam
bangunan hukum dan sistem politik Islam secara konsisten”