1. FAKTOR KEPRIBADIAN
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar
seorang konsumen.
Adapun
yang mempengaruhi faktor-faktor perilaku konsumen antara lain, kekuatan social
budaya terdiri dari factor budaya, tingkat social, kelompok anutan ( small
reference groups) dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari
pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan.
Menganalisis
perilaku konsumen akan berhasil apabila kita dapat memahami aspek-aspek
psikologis manusia secara keseluruhan. Perilaku konsumen adalah proses dan
aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,
penggunaan serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan
keinginan.
Faktor kepribadian dalam perilaku konsumen
Kepribadian didefinisikan
sebagai ciri-ciri kejiwaan dalam diri yang menentukan dan mencerminkan
bagaimana seseorang berespon terhadap lingkungannya. Penekanan dalam definisi
ini adalah pada sifat-sifat dalam diri atau sifat-sifat kewajiban yaitu
kualitas, sifat, pembawaan, kemampuan mempengaruhi orang dan perangai khusus
yang membedakan satu individu dari individu lainnya. Kepribadian cenderung
mempengaruhi pilihan seseorang terhadap produk. Sifat-sifat inilah yang
mempengaruhi cara konsumen merespon usaha promosi para pemasar, dan kapan, di
mana, dan bagaimana mereka mengkonsumsi produk dan jasa tertentu. Karena itu,
identifikasi teerhadap karakteristik kepribadian khusus yang berhubungan dengan
perilaku konsumen sangat berguna dalam penyusunan strategi segmentasi pasar
perusahaan.
Sifat-sifat Dasar Kepribadian
1) Kepribadian
mencerminkan perbedaan individu karena
karakterisitik dalam diri yang memebentuk kepribadian individu merupakan
kombinasi unik berbagai faktor, maka tidak ada dua individu yang betul-betul
sama. Kepribadian merupakan konsep yang berguna karena memungkinkan kita untuk
menggolongkan konsumen ke dalam berbagai kelompok yang berbeda atas dasar satu
atau beberapa sifat.
2) Kepribadian bersifat
konsisten dan bertahan lamaSuatu kepribadian umumnya sudah terlihat sejak
manusia berumur anak-anak, hal ini cenderung akan bertahan secara konsisten membentuk
kepribadian ketika kita dewasa. Walaupun para pemasar tidak dapat merubah
kepribadian konsumen supaya sesuai dengan produk mereka, jika mereka
mengetahui, mereka dapat berusaha menarik perhatian kelompok konsumen yang
menjadi target mereka melalui sifat-sifat relevan yang menjadi karakteristik
kepribadian kelompok konsumen yang bersangkutan. Walaupun kepribadian konsumen
mungkin konsisten, perilaku konsumsi mereka sering sangat bervariasi karena
berbagai faktor psikologis, sosiobudaya, lingkungan, dan situasional yang
mempengaruhi perilaku.
3) Kepribadian dapat
berubahKepribadian dapat mengalami perubahan pada berbagai keadaan tertentu.
Karena adanya berbagai peristiwa hidup seperti kelahiran, kematian, dan lain
sebagainya. Kepribadian seseorang berubah tidak hanya sebagai respon terhadap
berbagai peristiwa yang terjadi tiba-tiba, tetapi juga sebagai bagian dari
proses menuju ke kedewasaan secara berangsur-angsur.
Teori Kepribadian
Teori Freud
Teori ini dibangun atas dasar
pemikiran bahwa kebutuhan atau dorongan yang tidak disadari, terutama dorongan
seksual dan dorongan biologis lainnya, merupakan inti dari motivasi dan
kepribadian manusia. Didasarkan kepada analisisnya, Freud mengemukakan bahwa
kepribadian manusia terdiri dari 3 sistem yang saling mempengaruhi yaitu id,
superego, dan ego. Id dirumuskan sebagai “gudang” dari berbagai dorongan
primitif dan impulsif berupa kebutuhan fisiologis dasar seperti rasa haus,
lapar, dan seks yang diusahakan individu untuk segera dipenuhi, terlepas dari
bagaimana cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan itu. Sedangkan superego
dirumuskan sebagai pernyataan diri individu mengenai moral dan kode etik yang
berlaku di dalam masayarakat. Peran superego adalah menjaga agar individu
tersebut memuaskan kebutuhan dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
Terakhir, yaitu ego, merupakan pengendalian individu secara sadar. Fungsinya
sebagai pemantau dalam diri manusia yang berusaha menyeimbangkan tuntutan id
yang impulsif dengan kendala sosial buadaya atas superego.Freud juga menekankan
bahwa kepribadian individu dibentuk ketika ia melalui beberapa tahap khas
perkembangan bayi dan masa kanak-kanak. Tahap-tahap ini terdiri dari tahap
oral, anal, phallic, laten, dan genital. Menurut teori Freud, kepribadian orang
dewasa ditentukan oleh seberapa baik dia menghadapi krisis yang dialami selama
melalui setiap tahap ini.Para peneliti yang menerapkan teori psikionalitis
Freud pada studi kepribadian konsumen percaya bahwa dorongan pada manusia
sebagian besar tidak disadari dan bahwa para konsumen terutama tidak menyadari
alasan mereka yang sebenarnya atas pembelian suatu jenis barang / jasa
tertentu. Para oeneliti ini cenderung memandang bahwa pembelian konsumen dan
kepemilikan barang oleh konsumen sebagai cerminan dari kepribadian individu
yang bersangkutan.
Teori
Kepribadian Neo-Freud
Penganut Neo-Freud percaya bahwa
hubungan sosial menjadi dasar pembentukan dan pengembangan kepribadian. Alfred
Adler memandang manusia berusaha supaya dapat mencapai berbagai sasaran yang
rasional yang disebutnya gaya hidup. Dia juga banyak menekankan pada usaha
individu untuk mengatasi perasaan rendah diri. Harry Stack Sullivan menekankan
bahwa manusia terus menerus berusaha membangun hubungan yang berarti dan
bermanfaat dengan orang lain. Ia terutama tertarik pada berbagai usah individu
untuk mengurangi tekanan, seperti kegelisahan. Karen Horney juga memfokuskan
pada pengaruh hubungan anak-orang tua, dan keinginan individu untuk mengatasi
perasaan gelisah. Horney mengemukakan bahwa para individu dikelompokkan ke
dalam 3 golongan kepribadian sebagai berikut:- Individu yang patuh adalah
mereka yang ingin mendekati orang lain (mereka ingin disayangi, dibutuhkan, dan
diharapkan.- Indivisu yang agresif adalah mereka yang ingin menjauhi orang lain
(mereka ingin mengungguli dan dikagumi)Individu yang ingin lepas adalah mereka
yang ingin lepas dari orang lain yang dulu berhubungan dengan dirinya (mereka
menginginkan kebebasan, kepracayaan diri, mencukupi kebutuhan sendiri, dan
bebas dari kewajiban)Banyak pemasar menggunakan teori Neo-Freud ini secar
intuitif. Misalnya jika seorang pemasar ingin memposisikan produk mereka
sebagai produk yang memberikan kesempatan menjadi bagian dan dihargai orang
lain dalam lingkkungan kelompok / sosial tertentu, maka pemposisian produk
tersebut berdasarkan pengggambaran karakterisitik individu yang yang patuh
menurut Horney.
Kepribadian dan
memahami perilaku konsumen
Keinovatifan
konsumen dan sifat kepribadian yang berkaitan
Para praktisi pemasaran berusaha
mempelajari semua yang dapat mereka pelajarai mengenai invator konsumen karena
respon pasar para inovator konsumen sering menjadi petunjuk atas faktor-faktor
yang akhirnya akan menentukan sukses tidaknya produk / jasa baru tertentu.
Inovator konsumen yaitu mereka yang cenderung menjadi orang pertama mencoba
berbagai produk, jasa atau praktik baru.Sifat kepribadian yang berguna untuk
membedakan anatar inovator konsumen dan bukan inovator meliputi sifat-sifat
konsumen sebagai berikut:
·
Keinovatifan
Para peneliti konsumen telah berusaah
menyusun instrumen pengukuran untuk menaksir tingkat keinovatifan konsumen,
karena ukuran sifat kepribadian tersebut memberikan wawasan yang penting
mengenai sifat dan batas-batas kesediaan konsumen untuk berinovasi.
·
Dogmatisme
Dogmatisme adalah sebuah sifat
kepribadian yang mengukur tingkat kekakuan (versus keterbukaan) yang
ditunjukkan individu terhadap hal yang belum dikenal dengan baik dan terhadap
informasi yang berlawanan dengan kepercayaan mereka yang sudah mendalam.
·
Karakter Sosial
Karakter sosial adalah sifat
kepribadian yang berkisar dari pengarahan diri sendiri dan pengarahan oleh
orang lain. Para konsumen yang diarahkan oleh diri sendiri cenderung
menyandarkan pada nilai-nilai / standar dalam diri mereka sendiri dalam menilai
berbagai produk barudan berkemungkinan menjadi konsumen inovator. Mereka
cenderung tertarik pada tipe pesan promosi yang berbeda terutama iklan yang
menkankan sifat-sifat produk dan manfaat pribadi. Sedangkan poara konsumen yang
diarahkan oleh orang lain cenderung mencari petunjuk dari orang lain mengenai
apa yang betul dan apa yang salah. Mereka cenderung menyukai iklan-iklan yang
menonjolkan lingkungan masyarakat / penerimaan masyarakat yang disetujuinya.
Jadi, para individu yang diarahkan oleh orang lain mungkin lebih mudah
dipengaruhi.
·
Tingkat stimulasi optimum(TSO)
Tingkat stimulasi optimum(TSO)
berkaitan dengan kesediaan yang lebih besar untuk mengambil resiko, mencoba
berbagai produk baru, menjadi inovatif, mencari informasi yang berhubungan
dengan pembelian, dan menerima fasilitas eceran yang baru daripada TSO yang
rendah. Skor TSO juga kelihatan mencerminkan tingkat stimulasi gaya hidup yang
diingini seseorang. Sebagai contoh, para konsumen yang gaya hidup sebenarnya
sama dengan skor TSO mereka kelihatan sangat puas, sedangkan orang-orang yang
gaya hidupnya kurang memperoleh stimulasi, mungkin pemborosan. Sedangkan mereka
yang mempunyai gaya hidup yang berlebihan, mungkin mencari ketenangan atau
kelegaan. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara gaya hidup konsumen dan TSO
mereka mungkin mempengaruhi pilihan mereka akan produk dan jasa serta cara
mereka mengatur dan menggunakan waktu mereka.
·
Pencari Variasi-Kesenangan Baru
Ada berbagai tipe konsumen
pencari variasi : perilaku pembelian yang bersifat penyelidikan ( misalnya
berpindah merek untuk mengalami berbagai pilihan baru dan mungkin alternatif
yang lebih baik), penyelidikan pengalaman orang lain ( misalnya memperoleh
informasi mengenai pilihan baru atau berbeda dan kemudian memikirkan atau
merenungkan pilihan tersebut), dan keinovatifan pemakaian ( menggunakan produk
yang sudah bisa dipakai dengan cara baru). Para pemasar sampai tingkat tertentu
diuntungkan jika menawarkan berbagai pihan tambahan kepada para konsumen yang
lebih mencari variasi produk, karena konsumen yang mempunyai kebutuhan yang
tinggi akan variasi cenderung mencari pasar yang menyediakan berbagai lini
produk. Namun jika produk yang ditaearkan terlalu banyak memiliki keistimewaan,
konsumen mungkin akan berpaling dan menghindari lini produk yang mempunyai
terlalu banyak variasi. Akhirnya parapemasar harus menempuh jalan yang tepat,
yaitu jangan terlalu banyak, dan jangan terlalu edikit pilihan yang ditawarkan
kepada konsumen.
Faktor
Kepribadian Kognitif
Kepribadian kognitif
mempengaruhi berbagai aspek perilaku konsumen. Khusunya – dua sifat kepribadian
kognitif – kebutuhan akan kognisi dan orang-orang yang suka visual (pengamat)
versus orang-orang yang suka verbal (kata-kata)
No comments:
Post a Comment